ipa.umsida.ac.id – Pengelolaan laboratorium IPA yang efektif merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satu sekolah yang menghadapi tantangan dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Nur Efendi MPd, bersama tim dosen lainnya di Prodi Pendidikan IPA Umsida, ditemukan bahwa meskipun laboratorium IPA di sekolah tersebut telah memenuhi beberapa standar, masih banyak aspek yang perlu diperbaiki, terutama dalam hal pengelolaan fasilitas dan administrasi yang mendukung proses praktikum IPA.
Pentingnya Pengelolaan Laboratorium untuk Pembelajaran IPA
Laboratorium IPA memiliki peran penting dalam menunjang pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Ruang laboratorium IPA menyediakan sarana yang memungkinkan siswa melakukan percobaan dan pengamatan secara langsung, yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep ilmiah. Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa perencanaan yang matang untuk pengelolaan laboratorium sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran kegiatan praktikum.
Namun, meskipun SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo memiliki ruang laboratorium yang memadai, yang sesuai dengan Permendiknas No 24 Tahun 2007, beberapa fasilitas pendukung lainnya, seperti ruang persiapan dan ruang penyimpanan, masih belum lengkap. Kepala Laboratorium IPA di sekolah tersebut menyatakan bahwa meskipun ruang laboratorium memiliki peralatan yang cukup, beberapa alat masih kurang, seperti lemari asap, dinamo, dan katrol. “Sarana yang ada di laboratorium sudah cukup, namun beberapa alat yang masih kurang dan perlu pembaruan masih tertunda,” ujar Kepala Laboratorium IPA di sekolah tersebut.
Aspek Pengorganisasian dan Pelaksanaan yang Perlu Diperbaiki
Selain perencanaan yang kurang maksimal, aspek pengorganisasian dan pelaksanaan laboratorium juga menghadapi kendala. Struktur organisasi di laboratorium IPA SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Permendikbud No.26 Tahun 2008, terutama dalam hal penunjukan tenaga laboran yang masih belum ada. “Saat ini kami masih dalam tahap pencarian tenaga laboran yang profesional untuk membantu dalam mengawasi dan merawat alat serta bahan,” ujar Kepala Laboratorium IPA.
Selain itu, meskipun Standard Operating Procedures (SOP) telah disusun untuk mengatur penggunaan alat dan bahan, peminjaman, dan pemeliharaan alat, dalam praktiknya masih banyak SOP yang belum dijalankan dengan baik. Salah satu SOP yang belum sepenuhnya dilaksanakan adalah peminjaman alat dan bahan, yang seharusnya dilakukan satu hari sebelum praktikum untuk memastikan bahwa semua alat siap pakai dan steril. Menurut Guru IPA di sekolah tersebut, meskipun sudah ada aturan tersebut, masih ada kelambatan dalam pelaksanaannya karena kurangnya tenaga kerja yang mengawasi.
Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut untuk Meningkatkan Pengelolaan Laboratorium IPA
Sebagai bagian dari pengelolaan laboratorium, evaluasi merupakan hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan secara berkala. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo mengungkapkan bahwa evaluasi dilakukan setiap tahun untuk menilai kondisi laboratorium, serta alat dan bahan yang perlu diperbaharui. Namun, evaluasi yang dilakukan terkadang tidak diikuti dengan tindak lanjut yang cukup cepat. “Meski evaluasi sudah dilakukan, tetapi pengelolaan laboratorium dalam hal perawatan alat dan pembaruan masih perlu lebih diperhatikan,” jelasnya.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, pihak sekolah berencana untuk melakukan kerja sama dengan sekolah lain dalam peminjaman alat praktikum yang tidak tersedia di laboratorium mereka. “Kami ingin memastikan bahwa setiap alat yang diperlukan tersedia saat praktikum,” tambah Kepala Laboratorium IPA. Dengan kerja sama antar-sekolah dan perbaikan dalam hal pengelolaan serta pelaksanaan SOP, diharapkan bahwa laboratorium IPA dapat lebih optimal digunakan untuk mendukung pembelajaran IPA yang berkualitas.
Penulis: Mutafarida