ipa.umsida.ac.id — Penelitian yang dilakukan oleh Dr Ria Wulandari MPd, dosen Pendidikan IPA Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menunjukkan bahwa metode kunjungan lapangan efektif menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan. Dengan membawa mahasiswa langsung ke alam, pembelajaran tidak lagi sebatas teori di kelas, tetapi juga pengalaman nyata yang mendorong perubahan sikap. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mahasiswa lebih memahami konsep ekosistem, pencemaran, serta pentingnya menjaga kelestarian lingkungan ketika mereka mengalami sendiri kondisi lapangan.
Kunjungan Lapangan sebagai Strategi Pendidikan Lingkungan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan, mulai dari pencemaran air, udara, hingga berkurangnya kawasan hutan. Menurut Dr Ria, mahasiswa sebagai calon pendidik harus memiliki kesadaran lingkungan yang kuat agar mampu menanamkannya kepada generasi berikutnya.
Metode kunjungan lapangan dipilih karena mampu menjembatani teori dan praktik. Mahasiswa dapat mengamati langsung fenomena alam, mencatat data, berdiskusi, hingga membuat laporan sebagai bentuk refleksi. “Kepedulian tidak cukup diajarkan lewat buku, tetapi harus dialami melalui pengalaman nyata,” jelas Dr Ria.
Dengan cara ini, mahasiswa memperoleh pemahaman lebih dalam tentang keterkaitan ekosistem, kerusakan lingkungan, serta solusi menjaga kelestarian alam. Suasana belajar pun menjadi lebih hidup, interaktif, dan menyenangkan.
Proses Penelitian dan Aktivitas Mahasiswa di Lapangan
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus yang melibatkan 40 mahasiswa PGSD Umsida pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar. Lokasi kunjungan dipilih secara beragam, mulai dari area persawahan, ekosistem mangrove Sidoarjo, kawasan terdampak Lumpur Lapindo, hingga Ecogreen Batu Malang.
Selama kunjungan, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Mereka mendengarkan penjelasan dosen, berdiskusi, mencatat data, menganalisis kondisi lingkungan, lalu menyusun laporan hasil pengamatan. Aktivitas dominan mahasiswa adalah saat mengumpulkan data lapangan. Pada siklus kedua, kualitas laporan semakin meningkat karena mahasiswa lebih terampil dalam menganalisis data dan menyusunnya secara sistematis.
Hasil observasi menunjukkan bahwa kunjungan lapangan membuat mahasiswa lebih aktif, antusias, dan termotivasi untuk belajar. Pengalaman ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar mereka.
Hasil dan Dampak terhadap Sikap Peduli Lingkungan
Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan signifikan dalam kepedulian mahasiswa. Pada siklus pertama, tingkat ketuntasan klasikal hanya mencapai 77,5%. Namun setelah siklus kedua, angka tersebut melonjak menjadi 97,5%. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 20% dalam pemahaman konsep lingkungan setelah mahasiswa mengikuti kunjungan lapangan.
Selain itu, hasil angket menunjukkan bahwa 69% mahasiswa sangat setuju pentingnya sikap peduli lingkungan, sementara 100% mahasiswa mendukung penghijauan sebagai solusi menjaga kualitas udara. Bahkan, sebanyak 40,7% mahasiswa sering terlibat langsung dalam kegiatan nyata seperti penanaman pohon, menjaga kebersihan lingkungan, hingga memanfaatkan barang daur ulang.
Dr Ria menegaskan bahwa pengalaman langsung lebih membekas bagi mahasiswa dibanding pembelajaran teori saja. “Pengalaman nyata di lapangan tersimpan lebih lama dalam memori dan membentuk perilaku peduli lingkungan,” ujarnya.
Penelitian ini merekomendasikan agar metode kunjungan lapangan diterapkan lebih luas dalam pendidikan IPA maupun pendidikan lingkungan di sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki sikap peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Penulis:Mutafarida