Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan Anak Petani Tambak

Ipa.umsida.ac.id – Riset yang dilakukan oleh Dr Kemil Wachidah S Pd I MPd dan Fitria Eka Wulandari SSi MPd berjudul “Mitos Kesempatan Sama dan Reproduksi Kesenjangan Sosial” menawarkan wawasan penting mengenai ketidaksetaraan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Fokus utama riset ini adalah pada anak-anak petani tambak di pinggiran Sidoarjo, yang memperlihatkan bagaimana kesenjangan sosial dalam pendidikan masih terjadi di wilayah-wilayah terpencil.

Baca juga: Tips Meningkatkan Literasi Sains Siswa Melalui Berpikir Ilmiah

Berikut adalah beberapa keunggulan dari riset ini yang menjadikannya relevan untuk diperhatikan:

1. Analisis Berdasarkan Teori Pierre Bourdieu

Riset ini menggunakan kerangka teori dari sosiolog terkenal Pierre Bourdieu, yang menyoroti bagaimana sekolah dapat menjadi alat reproduksi kesenjangan sosial.

Dalam riset ini, penulis menunjukkan bahwa anak-anak dari kelas sosial rendah, seperti petani tambak, memiliki lebih sedikit akses ke sumber daya pendidikan dibandingkan dengan anak-anak dari kelas sosial atas.

Penggunaan teori Bourdieu memberikan dasar yang kuat dan kredibel bagi temuan riset ini.

2. Studi Kasus Konkret di Sidoarjo
Sumber: Pexels

Keunggulan lain dari riset ini adalah penerapan studi kasus konkret di SDN Kupang IV, Dusun Kali Alo, Sidoarjo. Sekolah ini mewakili kondisi riil pendidikan di daerah pinggiran yang kurang layak.

Fasilitas pendidikan yang minim, seperti bangunan sekolah yang terbuat dari kayu dan kurangnya fasilitas dasar seperti perpustakaan, memperlihatkan ketimpangan nyata antara sekolah di kota besar dan di pedesaan.

3. Relevansi Terhadap Isu Pendidikan di Indonesia

Riset ini menyoroti masalah yang sangat relevan dengan isu pendidikan di Indonesia, terutama terkait ketimpangan pendidikan di daerah terpencil.

Dengan dukungan data yang akurat dan studi lapangan yang mendalam, riset ini membuka mata kita bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih belum mampu memberikan kesempatan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.

4. Menegaskan Mitos ‘Kesempatan Sama’ dalam Pendidikan

Riset ini berhasil mematahkan mitos bahwa semua anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Melalui temuan yang ada, penulis menegaskan bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil, terutama yang melayani anak-anak petani tambak, tidak mendapatkan perhatian dan fasilitas yang memadai.

Hal ini membuktikan bahwa konsep “kesempatan sama” sering kali hanya menjadi angan-angan, terutama bagi masyarakat kelas bawah.

5. Dampak Sosial dan Kebijakan
Sumber: Pexels

Riset ini memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kebijakan publik di bidang pendidikan.

Dengan menggambarkan betapa besarnya kesenjangan antara sekolah di kota dan di pedesaan, temuan riset ini dapat digunakan sebagai acuan untuk merancang kebijakan pendidikan yang lebih adil dan merata, terutama dalam meningkatkan kualitas fasilitas di daerah-daerah terpencil.

Baca juga: Dosen PIPA Lakukan Riset Pengeringan Sayuran dan Buah

6. Sumber Inspirasi untuk Penelitian Lanjutan

Keunggulan lainnya adalah riset ini membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut.

Temuan mengenai reproduksi kesenjangan sosial di sekolah pedesaan bisa menjadi dasar bagi peneliti lain yang ingin memperdalam isu pendidikan di wilayah-wilayah terpinggirkan di Indonesia.

Kesimpulan Riset Kemil Wachidah dan Fitria Eka Wulandari memberikan gambaran jelas tentang ketidakadilan dalam sistem pendidikan Indonesia, terutama bagi anak-anak di daerah terpencil.

Dengan pendekatan teori Bourdieu dan studi kasus konkret, riset ini menjadi referensi penting bagi akademisi dan pembuat kebijakan dalam merancang solusi untuk mengatasi kesenjangan sosial di sektor pendidikan.

Sumber: MITOS KESEMPATAN SAMA DAN REPRODUKSI KESENJANGAN SOSIAL: Gambaran Nyata Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan terhadap Anak-anak Petani Tambak Pinggiran Sidoarjo

Bertita Terkini

Penutupan PPK ORMAWA di Dusun Terluar Sidoarjo, Rektor Umsida Menyampaikan Misi Persyarikatan Mencerdaskan seluruh Elemen Bangsa
October 16, 2024By
Jajaki Kerjasama dengan SMPN 1 Waru Sidoarjo untuk Sekolah Mitra PPG
October 15, 2024By
Suksesnya Program Pendanaan Inovasi Penjualan Nasi Goreng Beras Merah : Happy Fried Rice
October 15, 2024By
Kisah Mahasiswa Non Muslim Pendidikan IPA yang Memilih Umsida
October 11, 2024By
Antusias Maba Pendidikan IPA di Fortama FPIP
September 26, 2024By
Tingkatkan Sinergi: Prodi Pendidikan IPA UM Cirebon Melakukan Pertukaran Mahasiswa di Pendidikan IPA UMSIDA
September 24, 2024By
Harmonisasi Hima PIPA 2024
September 23, 2024By
Dosen PIPA Beri Pelatihan Pembelajaran Sains di TK Sidoarjo
September 15, 2024By

Prestasi

Mahasiswa Pendidikan IPA Berhasil Lulus 3,5 Tahun
August 22, 2024By
Wisuda 43 2024: 4 Mahasiswa Pendidikan IPA Raih Predikat Wisudawan Berprestasi
July 1, 2024By
Kembali Ukir Prestasi, HIMA Pendidikan IPA Berhasil Lolos Pendanaan PPK Ormawa 2024
May 31, 2024By
P2MW : Mahasiswa Pendidikan IPA Kembali Berhasil Lolos Pendaan
April 29, 2024By
Mahasiswa Pendidikan IPA Terpilih Sebagai Duta Muda Jawa Timur
February 10, 2024By
Medali Emas dan Perak dalam Kompetisi Internasional IC-RiiTEL Universiti Malaya
January 3, 2024By
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa): 2 Kelompok Mahasiswa Pendidikan IPA Raih Insentif dan Pendanaan Proposal
August 22, 2023By
Kompetisi Sains Indonesia (KSI) 2021: Mahasiswa Pendidikan IPA Meraih Banyak Penghargaan
March 1, 2021By