Kisah Mahasiswa Non Muslim Pendidikan IPA yang Memilih Umsida

Ipa.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) baru saja melakukan kegiatan Forum Ta’aruf Mahasiswa (Fortama) yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai 19-21 September 2024.

Umsida yang dikenal sebagai salah satu Perguruan Tinggi Islam yang inklusif dan terbuka untuk semua kalangan. Pada kesempatan ini, salah satu mahasiswa baru non-muslim dari Program Studi Pendidikan IPA (Prodi IPA) Alfina Sinta, membagikan pengalamannya tentang mengapa ia memilih Umsida sebagai tempat melanjutkan pendidikannya. 

Alfina membawa kisah inspiratif tentang toleransi dan persahabatan di kampus Islam, yang menjadikannya pengalaman berharga bagi semua mahasiswa.

Baca juga: FPIP Umsida Peringati Independent Day of Peace Saat Fortama 2024

Alasan Memilih Umsida

Alfina mengungkapkan bahwa alasan pertama ia memilih Umsida adalah karena reputasi Kampus yang unggul dengan biaya terjangkau. Faktor ekonomi menjadi salah satu pertimbangan utama, namun lebih dari itu, ia merasa Umsida menawarkan pengalaman pendidikan yang baik.

“Umsida menurut saya sudah pasti unggul, dan biayanya lebih murah. Saya juga bisa membantu orang tua,” ungkap Alfina.

Adanya Toleransi di Umsida

Pada awal memasuki dunia kampus dengan lingkungan Islami, sempat muncul kekhawatiran perihal ia adalah seorang non-muslim. Namun kekhawatiran tersebut segera menghilang ketika ia merasakan toleransi yang tinggi di Umsida.

“Awalnya saya takut tidak punya teman, tapi ternyata saya mendapat banyak teman dan malah saling membantu,” tuturnya.

Alfina mengakui bahwa toleransi di kampus sangat bagus, membuatnya merasa nyaman dan tidak perlu merasa minder.

“Saya tidak dipaksa mengikuti kegiatan agama Islam, dan tidak ada keterpaksaan untuk hal-hal yang bersifat agama,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Umsida mendukung keberagaman dan memastikan semua mahasiswanya, tanpa memandang agama, merasa diterima dan dihargai.

Tantangan Sebagai Non Muslim di Kampus Islam

Alfina mengungkapkan pada awal memasuki dunia kampus dengan lingkungan islami, banyak sekali pertanyaan yang diajukan teman-teman barunya mengenai cara berpakaian yang berbeda dari maba yang lain.

“Banyak yang nanya apakah non-muslim harus memakai hijab, tapi jawabannya tidak.”

Kejelasan aturan ini membuatnya semakin nyaman menjalani kehidupan di kampus.

Menjadi Perwakilan Pengukuhan Mahasiswa Baru

Pengalaman yang tak terlupakan bagi Alfina adalah saat dia terpilih sebagai perwakilan mahasiswa baru dalam acara Fortama.

“Rasanya saya cukup kaget, tapi mereka malah memilih saya yang tidak berhijab. Ternyata mereka tidak pilih-pilih agama, yang penting bisa maju sebagai perwakilan dari prodi,” katanya.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa Umsida sangat menghargai semuanya tanpa memandang unsur agama 

Kepuasan Terhadap Layanan & Fasilitas Kampus

Selain pengalaman akademis dan toleransi, Alfina juga sangat puas dengan layanan yang diberikan oleh pihak kampus.

“Pelayanannya mulai dari awal daftar sangat ramah, dan saat Fortama ini banyak kakak tingkat yang mengarahkan secara baik-baik tanpa dibentak,” ucapnya.

Selain itu, Alfina juga memberikan pujian tinggi. “Fasilitasnya bagus banget, rapi, bersih, dan semua alat-alatnya bagus. Lampunya juga oke,” ujarnya.

Sebagai mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa, ia merasakan perbedaan signifikan dalam hal fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan kampung halamannya di Kalimantan Barat. Alfina juga memiliki berpesan penting bagi mahasiswa baru yang akan memulai perjalanan akademiknya di Umsida dengan penuh semangat untuk melalui setiap tahap studi yang akan dijalani nanti.

“Yang pasti harus semangat untuk melanjutkan studinya nanti.” Ia berharap semua mahasiswa, baik muslim maupun non-muslim, bisa menjalani studi mereka dengan penuh semangat dan optimisme.

Baca juga: Mahasiswa Pendidikan IPA Berhasil Lulus 3,5 Tahun

Umsida Kampus Inklusif

Pengalaman Alfina Sinta sebagai mahasiswa non-muslim di UMSIDA adalah bukti bahwa kampus ini mengedepankan lingkungan yang inklusif, toleransi, dan kenyamanan bagi semua mahasiswanya.

Umsida berhasil menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung keberagaman, memberikan pelayanan terbaik, serta menawarkan fasilitas yang memadai.

Kisah Alfina menjadi inspirasi bagi mahasiswa baru lainnya, menunjukkan bahwa Umsida bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat untuk membangun persahabatan dan saling menghargai antar sesama.

Penulis: Aisyah Windy

Bertita Terkini

kebutuhan
Analisis Kebutuhan Materi Ajar untuk Optimalisasi Pembelajaran IPA di Era Globalisasi
December 3, 2024By
suasana
Menciptakan Suasana Kelas yang Menyenangkan untuk Belajar IPA
November 29, 2024By
Serah Terima Jabatan Hima Pendidikan IPA Umsida 2024
November 1, 2024By
Penutupan PPK ORMAWA di Dusun Terluar Sidoarjo, Rektor Umsida Menyampaikan Misi Persyarikatan Mencerdaskan seluruh Elemen Bangsa
October 16, 2024By
Jajaki Kerjasama dengan SMPN 1 Waru Sidoarjo untuk Sekolah Mitra PPG
October 15, 2024By
Suksesnya Program Pendanaan Inovasi Penjualan Nasi Goreng Beras Merah : Happy Fried Rice
October 15, 2024By
Antusias Maba Pendidikan IPA di Fortama FPIP
September 26, 2024By
Tingkatkan Sinergi: Prodi Pendidikan IPA UM Cirebon Melakukan Pertukaran Mahasiswa di Pendidikan IPA UMSIDA
September 24, 2024By

Prestasi

Noly Shofiyah
Noly Shofiyah, Dosen IPA Umsida, Torehkan Prestasi di Publikasi Ilmiah Internasional
November 19, 2024By
Mahasiswa Pendidikan IPA Berhasil Lulus 3,5 Tahun
August 22, 2024By
Wisuda 43 2024: 4 Mahasiswa Pendidikan IPA Raih Predikat Wisudawan Berprestasi
July 1, 2024By
Kembali Ukir Prestasi, HIMA Pendidikan IPA Berhasil Lolos Pendanaan PPK Ormawa 2024
May 31, 2024By
P2MW : Mahasiswa Pendidikan IPA Kembali Berhasil Lolos Pendaan
April 29, 2024By
Mahasiswa Pendidikan IPA Terpilih Sebagai Duta Muda Jawa Timur
February 10, 2024By
Medali Emas dan Perak dalam Kompetisi Internasional IC-RiiTEL Universiti Malaya
January 3, 2024By
PKM (Program Kreativitas Mahasiswa): 2 Kelompok Mahasiswa Pendidikan IPA Raih Insentif dan Pendanaan Proposal
August 22, 2023By