ipa.umsida.ac.id — Penelitian dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Septi Budi Sartika MPd dari Program Studi Pendidikan IPA bersama Ermawati Zulikhatin Nuroh MPd dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran IPA berbasis keterampilan proses sains (KPS) mampu meningkatkan keterampilan berpikir analisis siswa SMP. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan siswa kelas VII SMP Negeri Sidoarjo sebagai subjek uji coba.
Melatih Berpikir Analisis di Tingkat SMP Khususnya Pembelajaran IPA
Latar belakang riset ini berangkat dari kondisi rendahnya keterampilan berpikir analisis pelajar Indonesia. Data global menunjukkan, kompetensi siswa Indonesia dalam berpikir analisis masih tertinggal jauh dibandingkan negara lain seperti Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Melalui penerapan KPS, penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi melatih siswa untuk mengamati, bertanya, merumuskan hipotesis, memprediksi, menafsirkan data, hingga mengkomunikasikan hasil.
Dalam penelitian tersebut, indikator berpikir analisis yang diukur meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi. Hasil pretest dan posttest menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kedua topik pembelajaran, yakni dengan nilai gain sebesar 12,13 pada topik pertama dan 12,04 pada topik kedua. Hal ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis keterampilan proses sains dapat menjadi solusi nyata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
Hasil Penelitian yang Menunjukkan Peningkatan Nyata
Penelitian menggunakan desain eksperimen one group pretest-posttest dengan tes keterampilan analisis sebagai instrumen utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada topik pertama, sebanyak 88 persen siswa berhasil mencapai nilai minimal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sementara pada topik kedua meningkat menjadi 94 persen siswa.
Lihat Juga: Pengaruh Model PjBL Berbantuan LKPD terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SD
Peningkatan skor ini dipengaruhi oleh aktivitas guru dan siswa yang konsisten melibatkan seluruh aspek keterampilan proses sains. Siswa tidak hanya sekadar menghafal materi, tetapi juga diajak untuk menalar hubungan antar konsep dan mengaplikasikannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari.
Selain itu, penelitian ini memberikan gambaran bahwa integrasi keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA di SMP mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Mereka tidak lagi menganggap IPA sebagai mata pelajaran yang sulit, melainkan sebagai sarana untuk memahami fenomena alam secara kritis. Dengan pendekatan ini, siswa diajarkan berpikir sistematis melalui praktik investigasi, diskusi kelompok, dan penarikan kesimpulan berbasis data.
Implikasi untuk Pendidikan di Indonesia
Temuan riset ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya pada tingkat menengah. Pembelajaran IPA yang mengintegrasikan keterampilan proses sains selaras dengan tuntutan abad ke-21, yang menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Dalam konteks kurikulum nasional, hasil penelitian ini sejalan dengan arah Kurikulum 2013 yang menekankan scientific approach. Dengan melatihkan keterampilan analisis melalui KPS, siswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan global, tidak hanya sekadar menguasai hafalan, tetapi juga mampu mengambil keputusan berbasis data.
Peneliti juga merekomendasikan perlunya validasi instrumen pembelajaran secara menyeluruh, baik oleh pakar maupun siswa yang sudah menerima materi terkait. Dengan demikian, kualitas soal dan perangkat pembelajaran akan semakin terjamin.
Lihat Juga: Kupas Tuntas Implementasi AI dalam Pembelajaran dan Tantangan Pendidikan Digital Bersama Irwan A. Kautsar
Riset ini menjadi bukti nyata kontribusi Umsida dalam menghasilkan kajian ilmiah yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan. Melalui penelitian ini, diharapkan lebih banyak guru mengadopsi pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia di tingkat global.
Penulis: Mutafarida